Simple Past Tense – Bag.2

B. Simple Past Tense – Kalimat tentang Keadaan

Sekarang, kita belajar untuk bercerita tentang keadaan di masa lalu dengan keterangan waktu yang jelas, yuk! Sekali lagi, keterangan waktunya harus jelas, yaa…

Misalnya ini :

Suatu waktu, sekitar lima puluh tahun yang lalu di desa Sukamaju, ada seorang gadis yatim piatu bernama Gloria. Dia adalah seorang gadis remaja yang jelita.

Kalimat positif (+) ini rumusnya adalah sbb :

Subyek + to be-2 (was/were) + Kata keadaan/sifat + Obyek + Keterangan waktu

Once upon a time, about fifty years ago in Sukamaju village, there was an orphan girl named Gloria. She was a pretty young girl.

‘Was’ (untuk subyek I, She, He, It) dan ‘were’ (untuk suyek You, They, We) sebagai To be-2, dipakai dalam semua bentuk kalimat, dan tidak bisa dihilangkan ya 🙂

Kalimat negatif (-) rumusnya sbb :

Subyek + to be-2 (was/were) + not + Kata keadaan/sifat + Obyek + Keterangan waktu

Tapi Gloria tidak kesepian, tidak ada alasan baginya untuk bersedih.

But Gloria was not lonely, there was not any reason for her to be sad

Yuk, kita masukkan ke dalam kalimat tanya (?) :

Was/were + Subyek + Sifat/Keadaan + Obyek + Ket. Waktu

Atau

Was/were not +  Was/were + Subyek + Sifat/Keadaan + Obyek + Ket. Waktu

Apakah Gloria bahagia? Bukankah dia hanya seorang gadis cilik?Apakah dia cukup kuat menghadapi hidupnya? Tidakkah dia takut sama sekali?

Was Gloria happy? Was not she just a little girl? Was she tough enough to face her life? Was not she afftaid at all?

 

Hmm… Sampai disini, ada yang masih bingung kah? Yuk, kita teliti lagi, bedanya kalimat-kalimat yang menggunakan kata kerja, dengan kalimat-kalimat mengenai sifat/keadaan. Kita bahas lebih lanjut tentang Gloria kecil yaa…

 

Gloria dulunya adalah gadis cilik yang ceria, walaupun dia hidup sendiri tanpa keluarga. Dia tidak pernah merasa sepi karena dia baik terhadap semua orang. Teman-temannya selalu ada untuknya. Mereka membantunya dalam masa-masa sulit. Gloria dan teman-teman selalu bersama, dan mereka memiliki persahabatan yang indah.

Gloria was a cheerful little girl, eventhough she lived alone without any family. She never felt lonely, because she was nice to everyone. Her friends were always there for her. They helped her through difficult times. Gloria and her friends were always together, and they had a beautiful friendship.

 

‘…was a cheerful…’ adalah kalimat yang menceritakan tentang sifat/keadaan seseorang di masa lalu. Jadi jelas pakai ‘was’ yaa. Begitu juga dengan ‘was nice’, ‘were there’, dan ‘were always together’. Semua keterangan tentang sifat/keadaan tersebut ada (=existed) lima puluh tahun yang lalu di desa Sukamaju.

Sedangkan ‘…lived alone…’ adalah kalimat yang menerangkan kegiatan. Jadi pakai kata Bantu ‘did’ (did live = lived). Sama halnya dengan ‘felt lonely’, ‘helped her’, dan ‘they had’. Semua keterangan tentang kegiatan tersebut terjadi (=hapenned) lima puluh tahun lalu di desa Sukamaju itu.

 

Coba perhatikan, ‘felt lonely’ (merasa sepi) itu hampir sama dengan ‘was lonely’ (kesepian) yah. Cuma bedanya, yang satu itu menceritakan tentang bagaimana seseorang ‘merasa’ (= to feel –> sebuah kegiatan), dan yang satu lagi menerangkan tentang keadaannya (= lonely –> sebuah keadaan/sifat). Disinilah perlunya pemakaian Kata Bantu dan To Be 🙂

 

Oh iya, yuk, kita baca lagi kisah tentang Gloria saat ini, ketika sudah jadi nenek-nenek :

Today, Gloria and her bestfriends are still inseparable. And they also still care for each other. They are all lovely women and have many beautiful stories about friendship to tell to their grandchildren 🙂

Sampai hari ini, Gloria dan sahabat-sahabatnya masih tidak terpisahkan. Dan mereka juga masih perhatian antara satu dengan yang lain. Mereka semua adalah wanita-wanita menyenangkan dan punya banyak kisah indah tentang persahabatan untuk diceritakan kepada cucu-cucunya  🙂

 

Naaah, sudah makin terlihat ya, bagaimana cerita tentang ‘once upon a time about fifty years ago’ dengan ‘today’ itu berbeda? Bagaimana ‘are’ berbeda dengan ‘were’ (contohnya : ‘were always together’ berbeda dengan ‘are still inseparable’). Dan bagaimana ‘had’ berbeda dengan ‘have’ (contohnya : ‘had a beautiful friendship’ berbeda dengan ‘have many beautiful stories’).

Bedanya memang sedikit sekali, tapi krusial alias penting banget untuk dipahami. Karena disitulah terletak keterangan waktunya. Bahwa kapan suatu peristiwa terjadi (present atau past) itu ‘terdengar’ dari kata-kata yang kita pakai, apakah ‘have’ atau ‘had’ atau apakah ‘were’ atau ‘are’. Lawan bicara tentunya tidak akan bingung dengan apa yang kita bicarakan, jika kerangka waktu yang digunakan itu sesuai dengan jalan ceritanya, okeiii 🙂

 

Kalau sudah paham, yuk kita lanjut ke ‘obrolan masa depan’. Kita ‘jalan’ ke ‘future’. Kalau masih bingung, please, feel free to ask me ^_^

Simple Past Tense – Bag.1

Okeii, pada halaman sebelumnya, kita sudah belajar tentang Simple Present Tense yaa.. Yaitu kalimat-kalimat mengenai kejadian/kegiatan sehari-hari yang bisa jadi rutin atau kadang-kadang, pada kerangka waktu Present (=masa sekarang). Seperti makan, minum, menonton, mengerjakan tugas, bekerja, tidur, ‘nge-date, dan lain-lain. Nah, semua kegiatan itu bisa terjadi juga kemarin/bulan lalu/tahun lalu/waktu lalu, bukan? Yuk, kita lihat bagaimana jadinya kalau menceritakan sesuatu yang terjadinya di masa lampau.

A. Simple Past Tense – Kalimat tentang Kegiatan

Kalau ingin bercerita tentang kejadian di masa lalu dengan keterangan waktu yang jelas, maka kerangkan waktunya adalah Simple Past Tense. Keterangan waktunya harus jelas, ya! Karena ada beberapa kejadian yang sudah lalu, tapi tidak membutuhkan keterangan waktu yang jelas.

Misalnya : ‘Saya sarapan tadi jam 6.30’ tentunya berbeda dengan ‘Saya tadi sudah sarapan

Yuk, kita intip rumusnya, seperti biasa, untuk kalimat positif (+) dulu yaa :

Subyek + Did + Kata kerja-1 + Obyek + Keterangan waktu yang jelas

atau

Subyek + Kata Kerja-2 + Obyek + Keterangan waktu yang jelas

Disini, kata Bantu ‘Did’ adalah bentuk lampau dari ‘Do/Does’ yah. Tidak ada perbedaan Subyek, mulai dari  ‘Saya’, ‘Dia’, sampai ‘Kami’ pakainya tetap ‘Did’.

Contoh kalimatnya :

Dua hari yang lalu, seorang teman saya menangis di kantor. Pak Boss memecatnya.

Two days ago, a friend of mine did cry at the office. Mr. Boss did fire her.

Tentu saja, sama seperti kalimat positif pada Simple Present Tense, ‘did’ nya boleh tidak dipakai yaa.. Dileburkan saja ke dalam kata kerjanya, sehingga menjadi kata kerja bentuk ke-2 (Verb 2), sesuai rumus yang kedua

Two days ago, a friend of mine cried at the office. Mr. Boss fired her.

Asyik ya, bisa dilebur-lebur :D.  Jadi, ‘did cry’ itu sama dengan ‘cried’, dan ‘did fire’ itu sama dengan ‘fired’.

Kita akan pakai lagi kata Bantu itu dalam kalimat negatif (-) yah.

Subyek + Did Not + Kata kerja-1 + Obyek + Keterangan waktu yang jelas

Contoh kalimatnya :

Dia tidak pergi ke kantor minggu lalu. Dia juga tidak menyelesaikan tugasnya

He did not go to the office last week. He also did not finish his assignment

Disini, ‘did’nya tidak bisa dilebur-lebur menjadi kata kerja kedua yah! Karena kalau sudah pakai ‘did’ tidak bisa pakai Verb-2 (misalnya : He did not went to the office last week). Nanti bentrok, dong…

‘Did’ juga pastinya dipakai dalam kalimat tanya (?), yaitu:

Did + Subyek + Kata Kerja-1 + Obyek + Keterangan waktu yang jelas

Dan

Did not + Subyek + Kata Kerja-1 + Obyek + Keterangan waktu yang jelas

Contohnya seperti ini :

Bukankah kemarin perusahaan besar itu memanggilmu untuk wawancara? Apakah atasanmu tahu tentang hal ini?

Did not the big company call you for an interview yesterday? Did your Boss know about it?

Yesterday, last week/month/year/time dan last-last lain, two days/several months/ten years ago dan ago-ago lain adalah beberapa dari keterangan waktu yang dipakai dalam Simple Past Tense ini. Jadi, cerita tentang kegiatan yang jelas kapan kejadiannya, waktunya dapat diukur, dan sudah lewat,  kerangka waktunya yang ini. Mudah ya? J

Coba kita buat contoh lain, yuk, misalnya begini :

Lydia went to a job fair two months ago. She didn’t find any job that she looked for, but she met a guy named Andy there. Last week, Andy called and offered her a position in his office as a secretary. Andy asked Lydia to come for an interview. Lydia came, but she didn’t bring an application letter. She came again the day after and gave her application letter. Yesterday, Lydia didn’t only get a job she looked for, she also got a boyfriend.

Lydia datang ke sebuah Job Fair dua bulan yang lalu. Dia tidak menemukan pekerjaan yang dicari, tapi dia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Andy. Minggu lalu, Andy menelepon dan menawarkan sebuah posisi di kantornya sebagai sekretaris. Andy meminta Lydia agar datang untuk wawancara. Lydia datang, tapi dia tidak membawa surat lamaran. Dia datang lagi sehari setelahnya dan memberikan surat lamarannya. Kemarin, Lydia tidak hanya mendapat pekerjaan yang dicari, dia juga mendapat seorang kekasih.

Kalimat-kalimat tentang Keadaan, kita lanjutkan di halaman berikutnya, yuk 🙂

Simple Present Tense -bag.2

B. Simple Present Tense – Kalimat tentang Keadaan

Kalimat yang menceritakan tentang keadaan, sedikit berbeda dengan kalimat kegiatan (yang memakai kata kerja sebagai predikat). Kata Bantu Do/Does tidak terpakai dalam kalimat-kalimat yang menjelaskan tentang sifat/keadaan ini. Disini, kita pakai To be yaa… Dimulai dari bentuk kalimat positif (+) dulu , maka rumusnya akan seperti ini :

Subyek + To be-1 + Kata Sifat + Obyek

Catatan :

To be ‘is’ itu untuk subyek He/She/It

To be ‘am’ itu untuk subyek I

To be ‘are’ itu untuk subyek You/They/We

 

Misalnya :

Marco adalah seorang Pengacara yang sangat ternama. Sedangkan saya hanyalah seorang Pengacara yang baru lulus. Tapi berdua, kami adalah rekan kerja yang sinergis

Marco is a very famous Lawyer. I am just a fresh graduated Lawyer. But together, we are a synergic partner

 

Kalau dijadikan kalimat negatif (-), maka rumusnya :

Subyek + To be-1 Not + Kata Sifat + Obyek

Tidak, kami bukanlah rekan kerja yang sinergis

No, we are not a synergic partner

 

Yuk, dijadikan kalimat tanya (?), dengan rumus :

To be-1 + Subyek + Kata Sifat + Obyek 

atau 

To be-1 Not + Subyek + Kata Sifat + Obyek

Apakah saya rekan kerja yang profesional?

Bukankah dia rekan kerja yang baik?

Am I a professional partner?

Is not he a good partner?

 

Naaah, sampai disini masih bisa dipahami, kan? Mudah ya? 🙂

To be harus dipakai dalam setiap kalimat yang menerangkan tentang keadaan, untuk menjelaskan segala sesuatunya tentang si ‘Subyek’ dalam  kerangka waktu Simple. To be juga dipakai dalam kalimat Continuous Tense, tapi kita pelajari tentang itu nanti ya.

 

Kita lihat beberapa contoh lain, yuk!

Donna dan Andy adalah teman sekelas. Mereka berdua sama-sama baik dan pintar. Andy adalah seorang muslim, dan Donna bukan. Tapi mereka dimabuk cinta, dan mereka adalah pasangan yang serasi. Donna sangatlah manis, dan Andy pria yang lembut. Saya bahagia untuk mereka.

Donna and Andy are classmates. They are both nice and smart. Andy is a Moslem, and Donna isn’t (=is not). But they are deeply in love, and they are a perfect couple. Donna is very sweet, and Andy is a true gentleman. I am so happy for them

 

Musim hujan ini sangatlah berat. Badainya besar dan menakutkan. Untungnya, rumah saya berada di daerah yang lebih tinggi, tapi tetap saja sulit untuk bepergian. Banjir dan macet dimana-mana. Cuacanya juga tidak baik. Saya takut kena flu.

This is a heavy rainy season. The storms are big and scary. Fortunately, my house is in a higher area, but it is still difficult to go around. Floods and traffic are everywhere. The weather is also not good. I am afraid to catch a cold.

 

Saya biasanya adalah gadis yang biasa-biasa saja, tapi di hari-hari ini, saya adalah gadis yang sangat menyenangkan. Saya bersama seseorang sekarang, dan tidak jomblo lagi. Pacar saya selalu penuh kasih, dan dia jarang marah. Kami sudah bertunangan, dan saya yakin bahwa dia selalu ada disana untuk saya.

I am normally just an ordinary girl, but these days, I’m a very fun girl. I am with someone now, and I’m not single anymore. My boyfriend is always full of love, and he is seldom angry.  We are engaged now, and I’m sure he is always there for me.

Tidak susah, bukan? Jadi, tidak perlu takut untuk membuat kalimat ya! Tidak perlu mengkhawatirkan koleksi kosa kata kita yang terbatas. Nanti juga lama-lama terkumpul dengan sendirinya. ‘Ngobrol dengan kalimat/kata-kata sederhana dulu saja, yang penting, mengerti kalimat mana yang menggunakan kata Bantu, dan kalimat mana yang menggunakan To be, supaya tidak bingung.

 

Untuk iseng, coba pilih, mana diantara 2 kalimat tanya ini yang benar :

  1. I am a pretty and smart woman, am not I?
  2. I am a pretty and smart woman, are not I?

Hadiahnya berupa ucapan selamat dulu yaa 😀

Rumus Simple Present Tense -bag.1

notebook_tabs_brown_English

Semua Tenses dalam Bahasa Inggris mempunyai rumus, yang kadang malah suka membuat bingung kita-kita yang mempelajarinya, hehee… Mudah-mudahan, kalau belajarnya pelan-pelan, jadi lebih ‘nangkep’ ya. Yuk, kita intip rumus Simple yang berikut :

A. Simple Present Tense – Kalimat tentang Kegiatan

Tense ini adalah panduan kita untuk bercerita tentang kegiatan sehari-hari, yang rutin atau malah jarang dilakukan, dalam kerangka waktu Present (yaitu masa sekarang). Jadi, kalau ingin menceritakan suatu kegiatan yang terjadinya di masa kini (bukan lampau, bukan akan datang), berarti kita pakai yang ini yaa..

 

Kita mulai dari bentuk kalimat positif (+) dulu yaa… Untuk kalimat tentang kegiatan, maka rumusnya akan seperti ini :

Subyek + Do/Does + Kata Kerja-1 (=kegiatannya) + Obyek

Catatan : Subyek yang pakai ‘Do’ itu : I/You/We/They, yang pakai ‘Does’ itu : He/She/It

 Contoh :

Tiap pagi, saya makan dua butir telur rebus untuk sarapan, adik saya makan tiga butir

Every morning, I do have two boiled eggs for breakfast, my brother does have three

 

Sederhana, ya? Tentang kegiatan sehari-hari, yang normal/biasa terjadi. Simple. Jadi pakainya cukup Kata Kerja (=Verb) pertama.

 

Lalu, kalau kalimat diatas dijadikan kalimat negative (-), maka rumusnya akan seperti ini :

Subyek + Do/Does Not + Kata Kerja-1 + Obyek

Saya tidak makan dua butir telur rebus untuk sarapan, adik saya tidak makan tiga butir

I do not have two boiled eggs for breakfast, my brother does not have three

 

Yuk, kita jadikan kalimat tanya (?), dengan rumus seperti ini :

Do/Does + Subyek + Kata Kerja-1 + Obyek

Apakah saya makan dua butir telur rebus untuk sarapan?

Do I have two boiled eggs for breakfast?

 

Kita jadikan kalimat tanya bentuk negatif, yuk. Kita ubah ‘apakah’ menjadi ‘bukankah’

Bukankah adik saya makan tiga butir telur rebus untuk sarapan?

Does not my brother have three boiled eggs for breakfast?

 

Akhirnya, kita bisa lihat kegunaan kata Bantu, ya? Terutama dalam kalimat negatif dan tanya. Jadi, untuk kalimat positif, katan Bantu bisa dihilangkan alias ngga usah dipake. Lihat contoh-contohnya, yuk!

Sambil sarapan, saya menonton berita, dan adik saya membaca koran.

While having breakfast, I (do) watch the news, and my brother (does) read newspaper.

do watch = watch, does read = reads. Kalau menghilangkan ‘does’, diganti pakai ‘s’ pada kata kerjanya ya.

 

 Contoh lain :

Sore hari, adik saya suka menonton berita, tapi saya tidak suka. Saya suka infotainmen

On the afternoon, my brother likes (= does like) to watch the news, but I don’t (= I do not). I like the infotainment

Jam 7 malam, saya mengerjakan pe-er, tapi adik saya tidak. Dia main game online

At 7 pm, I do (= do do) my homework, but my brother doesn’t (=does not). He plays (=does play) online games.

Catatan : Adadua ‘do’ diatas ya? Yang satu adalah kata Bantu (do), yang satu lagi kata kerja (do=mengerjakan/melakukan) yaa..

 

Terkadang, saya suka merasa sendirian. Tidak punya teman untuk berbicara. Tapi kalau melihat teman bersama pacar, saya sering merasa bersyukur. Karena pacar biasanya membuat kita melakukan sesuatu yang  tidak kita suka. Dan saya tidak tahu mengapa, kita selalu berusaha melakukan yang terbaik. Saya sungguh benci itu.

Sometimes I feel lonely. I don’t have anyone to talk to. But if  I see a friend with a boyfriend, i often feel grateful. Because boyfriends usually make us do something we don’t like. And I don’t know why we always try to do the best. I really hate it.

Catatan : ‘Terkadang’, ‘sering’, ‘biasanya’, dan ‘selalu’ terjadinya hanya di waktu ‘Present’, bukan? Mereka berempat dapat dijadikan keterangan waktu dalam kerangka Simple Present Tense ini, selain ‘pagi’, ‘siang’, sore’, ‘jam 8’, dsb ya.

 

Well… Bagaimana? Cukup pusing kah? Hihi… Saya berusaha semampu mungkin untuk mengaplikasikan ‘gaya mengajar’ asli saya kepada murid-murid selama ini, ke dalam tulisan. Tujuannya, supaya teman-teman bisa seolah-olah belajar di dunia nyata, sambil bercanda dan mengobrol dengan saya. Jadi, jangan sungkan untuk bertanya yaa J

Kita lanjutkan Simple Present Tense untuk kalimat-kalimat tentang keadaan (bukan kegiatan seperti contoh-contoh diatas) on the next page, okei 🙂

Simple Tenses : Present vs Past

Setelah mengerti tentang perbedaan antara kalimat yang membicarakan tentang tindakan dan tentang keadaan, kita masuk ke Tenses yaa. Soalnya, orang bule itu suka mengkategorikan peristiwa dalam kerangka-kerangka waktu. Setiap Kerangka Waktu, punya Rumus berikut Bentuk Kata masing-masing. Misalnya seperti gambar diatas, Eat menjadi Ate dan Grow menjadi Grew. Jangan keburu males yah, ngga akan susah kok. Kita belajar pake Kata Bantu dulu ya, supaya ngga keburu bingung menghafal perubahan kata-katanya 🙂

Buat sebagian teman, Tenses pasti membingungkan. Tenses A dipakainya kapan? Terus, kalau mau ngomong tentang ini, pakainya Tenses B atau C? Pusing ya?! Sama seperti saya, yang bingung mau pakai Rumus Percepatan atau Kecepatan, jaman dulu pas ngerjain soal Fisika di kelas 1 SMA. Ngga pernah bisa mudeng, abis perasaan, rumus Fisika sama-sama aja susahnya. Pasti dilemma, mau nentuin rumus apa, pakainya kapan dan buat soal yang mana

Tenses yang umum dalam Bahasa Inggris itu ada 16. Tapi kalau menurut saya, kita bagi saja dalam lima kategori lebih dulu ya, supaya ngga bingung. Yaitu : Present (saat ini), Past (saat lampau), Continuous (sedang berlangsung), Perfect (sudah selesai), Future (akan terjadi). Nah, dari sini, tinggal kita pilih saja salah satunya, sesuai dengan kalimat yang ingin disampaikan.

Yuk, kita belajar mulai dari yang Mudah (=Simple Tense) dulu. Ada dua nih yang simple-nya, yaitu Saat ini (Present) dan Saat lampau (Past). Kita langsung bandingin keduanya yah!

Untuk Present, misalnya begini :

Rania adalah wanita karir yang sibuk, dia punya jadwal rapat hampir setiap hari

Kalimat ini menjelaskan tentang sesuatu yang biasa terjadi, kan? Tidak terjadi di masa lampau, di masa yang akan datang, dan tidak juga sedang berlangsung. Jadi, kita pakai Simple Present Tense, okeiii!

Jangan lupa, selipkan Kata Bantunya yah. Do/Does untuk kegiatan, dan To be (is/am/are) untuk keadaan. Maka jadinya akan seperti ini :

Rania is a busy career woman, she does have a meeting schedule almost everyday

Nah, mudah bukaaan?

Untuk yang Past, misalnya begini :

Satu tahun yang lalu, Raniaadalah wanita karir yang sibuk, dia(dulu)punya jadwal rapat hampir setiap hari

Kalimat ini membicarakan tentang kejadian lampau, kan? Waktu terjadinya jelas, yaitu satu tahun yang lalu. Tidak sedang berlangsung, tidak tiap hari, dan tidak terjadi di masa depan. Untuk kejadian dengan Keterangan Waktu yangjelas seperti ini, kita pakai Simple Past Tense yah!

Tidak lupa juga untuk menyelipkan Kata Bantu yah, untuk Kegiatan dan untuk Keadaan. Tapi untuk kalimat lampu, yaitu To Be kedua (was/were) dan Did. Seperti ini :

One year ago, Rania was a busy career woman, shedid have a meeting schedule almost everyday

Gampang kaaan?

Contoh-contoh lain, misalnya seperti ini :

Saya menyukai tipe gadis seperti dia, yang berani untuk menyuarakan pendapatnya

Hm, dianalisa dulu yuk! Temanya : kejadian sehari-hari. Menjelaskan tentang : Kegiatan (menyukai) dan tentangKeadaan (berani). Jadi, kita pakai Simple Present Tense, dengan Kata Bantu Do/Does dan To Be (is/am/are)yah! Maka :

like that type of girl, who is brave to speak up her mind

Bila dibuat dalam bentuk lampau, akan jadi seperti ini :

Saat muda dulu, saya menyukai tipe gadis seperti dia, yang berani untuk menyuarakan pendapatnya

Kalau yang ini, kejadiannya sudah lalu. Menjelaskan tentang : Kegiatan (mendapat) dan tentang Keadaan(merupakan sebuah). Keterangan waktunya juga jelas, jadi kita pakai Simple Past Tense yah, dengan Kata BantuDid dan To Be kedua (was/were).

At my early age, I did like that type of girl, whowas brave to speak up her mind

Sampai disini, untuk ngobrolin kejadian sehari-hari dan kejadian yang sudah lampau (dengan keterangan waktu yang jelas ya!), sudah bisa kan?

Nanti, setelah memahami lebih dulu bagaimana mengenali kalimat Present dan Past, kita akan bahas lagi dengan lebih mendetil kedua jenis kalimat Simple diatas ya. Berikut dengan Rumus dan contoh kalimat negatif dan kalimat tanyanya.

Belajar Tenses yang Asyik ~ Dari Sudut Pandang yang Berbeda

Howdy, Guys!

Sering ngga sih, nemuin persyaratan ‘Good in English Both Written and Oral (Passive and Active)’ di daftar kualifikasi lowongan kerja? Atau ‘Lebih diutamakan bisa Berbahasa Inggris’. Lalu, kalau ternyata kita ngga ‘Good’ sama sekali, baik pasif apalagi aktif, terus gimana? Apa ngga boleh ngelamar kesana? Atau -kalau nekat ngelamar- akan ditaruh dibelakang alias jadi cadangan?

Hm, beberapa teman saya ada yang langsung minder kalau ketemu persyaratan seperti itu, beberapa lainnya memilihcuek. “Ah, masukkin dulu aja surat lamarannya. Nanti kalo udah dipanggil, baru bingung!”, begitu alasannya. Hehe… Kalau kamu gimana?

Tapi emang sedih juga, ya? Kok, kayaknya diskriminatif banget sih, lowongan-lowongan itu? Wong kita niat kerja untuk cari uang -yang mungkin nanti bisa dipakai untuk les bahasa Inggris-, lha kok belum-belum udah dibikin takut duluan? Toh, yang pinter bahasa Inggris juga belum tentu punya kemampuan atau kecerdasan di bidang lain seperti yang kita kuasai. Setuju ngga?

Yuk, kita belajar Bahasa Inggris dengan asyik. Pelan-pelan aja, sambil coba dimengerti betul-betul sambil nyantai. Pasti bisa! Dimulai dengan memahami tentang perbedaan antara Tindakan dengan Keadaan dulu yaa. Karena itu yang paling sering terlewat untuk dipelajari, padahal penting lho!

Kalimat itu pada hakikatnya dibuat untuk menjelaskan (a) tentang suatu tindakan, dan (b) tentang suatu keadaan, dan keduanya punya Kata Bantu yang berbeda. Artinya, kalau kita mau ngomong soal tindakan, ada kata bantunya sendiri yang harus dipakai. Begitu juga kalau kita mau ngebahas tentang keadaan. Kita lihat perbedaannya dalam kerangka waktu Present dulu yuk, yaitu :

(a) Kata Bantu Do/Does = dipakai dalam kalimat yang membicarakan suatu Tindakan

‘Ayahnya Sofie bekerja sebagai Pemadam Kebakaran’ ~ bekerja sebagai = sebuah tindakan

Sofies father does work as a Fireman ~ does work = an action

(b) To Be (Is/Am/Are) = dipakai untuk kalimat yang membicarakan sebuah Keadaan

‘Ayahnya Sofie adalah seorang Pemadam Kebakaran’ ~ adalah seorang = suatu keadaan

‘Sofies father is a Fireman’ ~ is a = a situation

Nah, sudah kelihatan belum perbedaannya? Bekerja sebagai jelas berbeda dengan Adalah seorang yaa, walaupun sama-sama menjelaskan tentang Ayahnya si Sofie. So, Kata Bantu ini memang penting sekali dipahami, karena kadang-kadang tertukar. Contohnya begini :

Saya setuju pada pendapatmu tentang Asuransi Kesehatan

Nah, kira-kira, kata setuju (= agree) itu suatu tindakan atau keadaan ya? Kalimat mana yang benar?

(a) I do agree on your opinion about Health Insurance

(b) I am agree on your opinion about Health Insurance

Yang benar adalah jawaban (a) yaa, karena Agree (=setuju) itu adalah sebuah Tindakan (=action).

Sudah agak-agak ‘ngeh beluuum? Yuk, kita aplikasikan Tindakan dan Keadaan dalam kerangka-kerangka waktu, alias Tenses di halaman berikutnya!

‘Hadiah’ Jalan-jalan di Car Free Day Buah-Batu, Bandung

“Pornography – Harmles or Toxic?”. Begitu tulisan yang terbaca oleh setiap mata, yang minggu pagi itu berjalan di sepanjang Buah Batu, Bandung. Tak terkecuali saya, ditengah-tengah ‘kerusuhan’ khas Ibu RT yang mengawasi anak-anaknya berlarian kesana-kemari menghampiri tukang balon dan jajanan lainnya.

Tulisan itu berwarna hijau, dan terpampang jelas sebagai ‘headline’ di sebuah rak ramping setinggi 80cm. Beberapa edisi bulletin nampak terselip di teralis-teralis besinya, dengan judul yang berbeda-beda. Tapi, of course, bulletin berwarna hijau dengan judul ‘vulgar’ itulah yang paling cepat tertangkap mata.

Seperti biasa, tiap weekend, keluarga kecil saya dikunjungi oleh nenek-kakeknya anak-anak dari Jakarta. Kebetulan, saya -yang lahir dan besar di Ibukota Negara- dapet suami yang orang Sunda. So, here we are, living in Flower City yang sejuk dan jauh dari hingar bingar Kota Metropolitan -Jakarta.

Tapi, karena sedang bersama kedua orang tua, maka tentu saja saya sungkan untuk menghampiri booth/stand bulletin itu. Apalagi, saya anak produk ‘jadul’ kelahiran ’77, dimana pembahasan tentang seks, apalagi pornografi, itu tabu sekali.Well, mungkin sampai sekarang pun tema itu masih dianggap tabu, ya? Walaupun saya yakin, bahwa pelajaran tentang seks itu lebih baik dikenalkan sebelum anak-anak masuk usia puber (dan mencari tahu sendiri tanpa bimbingan/arah yang benar).

Setelah lebih dari satu jam menikmati keramaian dan jajanan di acara Car Free Day itu, kami pun beranjak pulang. Dengan hati kebat-kebit, saya menitipkan anak-anak ke suami, sambil sedikit berbohong pada orangtua. “Pingin beli kue balok dulu ah. Mamah-Papah duluan ke mobil sama Dany dan anak-anak ya.”, begitu taktik saya ‘menyuruh’ semuanya untuk berjalan lebih dulu. Lalu, merasa bebas tanpa pengawasan, saya buru-buru menyambangi ‘stand porno itu’ (udah umur 36, tapi kelakuan tetep aja kayak anak ABG, takut ketauan ortu, hehe!).

Sebenarnya, bukan hanya judul itu yang menarik perhatian saya. Tapi juga beberapa orang bule yang berjalan disekitarnya sambil membagikan bulletin itu. Sungguh, sebenarnya su’udzon alias pikiran buruk sudah memberatkan kepala saya. “Kok kampanye-in pornografi meuni bebas teuing gitu, sih?!”, pikir saya kesal. Tapi, tentu saja saya harus melihat lebih dekat, for a better and fairer judgement.

“Hai, ini kampanye tentang apa ya?”, tanya saya tanpa basa-basi kepada seorang pemuda yang berdiri tepat disamping rak. Tangan saya bergerak untuk menyambar sebuah bulletin, dan membacanya untuk memuaskan rasa ingin tahu yang sudah dipendam sejak satu jam lalu. Lalu, dengan bahasa yang enak khas orang-orang LSM atau Organisasi Independen lainnya, ia mulai menjelaskan.

Ternyata, bulletin itu bernama The Watchover, Annoucing Jehovah’s Witnesses. JW itu sendiri kurang lebihnya adalah sebuah Organisasi Independen yang mengupas isu-isu global, melalui sudut pandang Alkitab. Banyak penggalan ayat dari Kitab Suci itu yang dikutipkan didalamnya. Terus terang, saya kaget setelah anak muda itu memperkenalkan kegiatannya, dan setelah saya membaca sebait kalimat di dalam bulletinnya. “Would you welcome more information or a free home Bible study?”

Nah loh… Dengan sedikit minder, saya melirik ke kiri dan ke kanan. Saya kan berjilbab, apa nanti pendapat orang sekitar yang melihat saya berada disini, sambil mendengarkan cerita dari saudara-saudara non-muslim ini? Tapi, melihat senyum si mas yang tulus, serta tutur katanya yang sopan tanpa menyinggung-nyinggung SARA, saya kemudian menegakkan kepala dengan percaya diri. Saya perempuan muslim, tapi saya siap untuk menerima berita global dan bersifat informatif. Isi bulletin itu hanya akan menambah sikap toleransi, juga memperkaya wawasan saya. That’s it 🙂

Tak lama, seorang perempuan bule setengah baya pun ikut dalam obrolan. Ini dia yang saya suka; belajar ngomong Inggris langsung sama native speaker-nya! Berasa hemat 750ribu sebulan, karena dapet kursus English Conversation gratis! Hehe, ibu-ibu banget, ngga mau rugi… Dan begitulah, kami berbincang-bincang dan bertukar pikiran mengenai beberapa masalah global, terutama tentang isu Pornografi.

Sungguh, obrolan kami itu terasa begitu menyenangkan. Selain mendapat pengetahuan yang positif dan insyaAllah berguna, saya jadi punya tambahan teman mancanegara, yang berbeda bahasa, bangsa, dan keyakinan. Menyenangkan ya? Oya, ini sekilas berita dari bulletin yang awalnya saya anggap porno itu :

Facts About Pornography :

Every Second : Nearly 30,000 persons view pornographic webistes – hampir 30ribu orang mengunjungi website pornografi/detik

Every Minute : Internet Users send more than 1,7 million pornographic e-mails – pengguna internet mengirim lebih dari 1.7juta email pornografi/menit

Every Hour : Nearly 2 hard-core pornographic video are released in the US – hampir 2 buah video pornografi hard-core diterbitkan/jam

Every Day : An average of more than 2 million pornographic movies are rented in the US alone – rata2 hampir 2juta film pornografi disewa di US/hari

Every Month : Nearly 9 out of 10 ypung men and 3 out of 10 young women in the US view pornography – Hampir 9 dari 10 pemuda dan 3 dari 10 pemudi di US nonton film pornografi/bulan

Every Year : The global pornography industry generates an estimated US $100billion – Industri pornografi global mengasilkan kira2 100 miliar dolar US/tahun

Bahkan para ahli berpendapat (yang lagi-lagi saya salin dari bulletin itu) bahwa : “Pornography is higly addictive, with some researchers and theraphists even likening it to crack cocaine”. Dalam bahasa, kurang lebih artinya begini : “Pornografi itu sangat membuat kecanduan, dengan beberapa peneliti dan terapis menyerupakannya dengan kokain.” Jadi, masalah pornografi ini sangat merusak, mengambil alih kesadaran dan mengendalikan otak untuk hanya mencicipi dan mencicipinya lagi terus menerus.

Bahkan, bukan hanya mental saja yang rusak, tapi juga keutuhan rumah tangga. Sering menonton film porno tentu menimbulkan rasa kurang puas terhadap pasangan, ya? Pasti ada saja hal (baca : gaya) baru yang mungkin tidak bisa dilakukan bersama sang pasangan hidup, yang kemudian membuat kesal atau bahkan frustasi. Lalu, perselingkuhan atau perceraian adalah jalan keluar. Yang pada gilirannya, akan menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak yang dihancurkan perasaan nyamannya dalam dekapan utuh kedua orangtuanya.

Belum lagi, efek yang ditimbulkan langsung oleh bahan-bahan pornografi, seperti dalam media cetak (majalah, buku, dll), apalagi online. Anak-anak saya (yang satu akan berumur 6 tahun, yang satu lagi batita), sudah familiar sekali dengangadget. Mereka suka membuka You tube untuk menonton funny video tentang tingkah laku anak kecil dan binatang yang lucu-lucu. Apa jadinya ya, kalau tanpa sengaja, ada sebuah klip video seks yang tersentuh, kemudian terbuka dan terpampang dengan vulgar di hadapan buah hati saya itu? Hii, naudzubillahimindzalik!

Begitulah ‘hadiah’ jalan-jalan saya di Car Free Day pagi hari itu. Sebuah informasi, beberapa teman bule, sekaligus bahan pikiran menakutkan, yang akan membuat tidur saya tidak nyenyak. Sebuah do’a segera saya selipkan sebelum meninggalkan stand itu. Mudah-mudahan, pemerintah bahu-membahu bersama masyarakat, bisa membuat program pendidikan seks yang bisa diterapkan tanpa mengganggu norma yang ada, dan mencegah tersebarnya bahan-bahan pornografi di berbagai media. Demi pertumbuhan dan perkembangan para penerus bangsa, kita tentu wajib untuk membimbing dan mendidik anak-anak berdasarkan nilai-nilai moral yang baik.

Dan saya rasa, Tuhan melalui Bible, Al-Qur’an, Tripitaka, Wedha, dan semua kitab suci lain, pasti menurunkan ajaran untuk berakhlak mulia bagi manusia, para khalifah di muka bumi. Jadi semoga, anak-anak di seluruh dunia, dimanapun mereka berada, dibekali iman yang kuat oleh orangtuanya. Apapun agama dan keyakinannya. Aamiin.